Monday 10 October 2016

PERKEMBANGAN DIGITAL CINEMA

PERKEMBANGAN DIGITAL CINEMA



Hasil gambar untuk Perkembangan Digital Cinema
   Pasti para pembaca sudah pernah menyaksikan atau menonton film-film contohnya seperti film Transformers,Avatar kemudian film UP atau film Inside out ? pasti pernah kan? Itu semua hasil karya dari Digital Cinema.Kalian pasti mulai tertarik untuk mencari tahu apa itu Digital Cinema dan bagaimana cara membuatnya bukan ? Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang perkembangan digital cinema dan hal-hal yang menyangkut di dalamnya.
    Digital Cinema merujuk pada penggunaan teknologi digital untuk mendistribusikan dan menayangkan gambar bergerak.Sebuah film dapat di distribusikan lewat perangkat keras,piringan optik atau satelit serta di tayangkan oleh proyektor digital.Digital cinema tidak tergantung pada penggunaan televisi atau HDTV ,aspek rasio dan peringkat bingkai.Perbedaan digital cinema dengan yang konvensional adalah ada pada visualisasi dan suaranya.Digital cinema sudah memiliki suara yang jernih untuk di dengar oleh penonton karena menggunakan sistem suara surround,sedangkan konvensional kendati sudah menggunakan sistem suara surround juga,tetapi masih kalah jernih dengan suara yang di hasilkan oleh digital cinema.Dari segi visualisasi,digital cinema sangatlah jernih sehingga ketika kita menonton ,sama seperti kita melihat gambar bergerak yang ada di televisi,sedangkan sinema konvensional karena masih menggunakan pita seluloid membuat visualisasi berupa titik-titik.
   kamera untuk merkam pada resolusi 1920x1080 menggunakan kamera seperti Sony CineAlta, Panavision Genesis atau Thomson Viper. Kamera-kamera baru seperti Arriflex D-20 dapat menangkap gambar dengan resolusi 2K, dan kamera bernama Red One keluaran perusahaan Red Digital Cinema Camera Company dapat merekam dengan resolusi 4K. Ada juga kamera yang dapat merekam dengan resolusi 3K RAW (untuk menyesuaikan dengan anggaran pembuat film ) seperti RED SCARLET
Sony Cine Alta

   Sinema digital memiliki banyak keuntungan dalam tahap produksi dan pascaproduksi .Memang,dahulu sinema – sinema di Indonesia belum banyak menggunakan teknologi digital karena dahulu masih menggunakan pita seluloid.Tetapi sekarang ini sudah hampir semua sinema di Indonesia menggunakan teknologi digital.

SEJARAH
            Pemutaran digital dengan resolusi tinggi,setidaknya memiliki sejarah 20 tahun,cirinya adalah :

  • ·       Konten biasanya di batasi hingga beberapa menit.
  • ·       Transfer konten antara remote locations lambat dan keterbatasan dalam kapasitas memori.
  • ·      Proyek-proyek feature-length bisa dikirim melalui internet.
 Pada tanggal 23 Oktober 1998,digital light processing (DLP),teknologi proyektor di tunjukkan ke publik untuk pertama kalinya dengan merilis sebuah film berjudul “The Last Broadcast” yang di produseri oleh Stefan avalos dan Lance weiler,dan film ini berdurasi sekitar 86 menit.Yang kemudian film ini di distribusikan secara digital.
         Pada tanggal 18 Juni 1999,dirilis sebuah film yaitu Star Wars episode 1 : The phantom menace yang di tujukan di putar di Amerika Utara.Bioskop dengan proyektor digital yang memproyesikan cuplikan langsung dari komputer Pixar Animation.Kemudian pada 19 Januari 2000 pengembangan digital cinema di lakukan oleh Society of Motion Picture and Television Engineers di Amerika Utara.
         Perkembangan digital cinema di tahun-tahun berikutnya menjadi sangatlah pesat.Hal ini di tandai dengan semua theater di dunia mulai beramai-ramai menyuplai layar digital dan proyektor untuk di pasang di masing-masing theater,dan hal ini pula yang membuktikan bahwa teknologi digital cinema ini di terima oleh khalayak luas.Dan hingga saat ini teknologi digital cinema masih terus berkembang.

      Masih penasaran dengan teknologi digital cinema ? tunggu postingan berikutnya ya,yang akan membahas tentang teknologi ini lebih dalam lebih seru lagi.

No comments:
Write komentar
'faelaja@gmail.com'