PERKEMBANGAN DIGITAL CINEMA
Pasti
para pembaca sudah pernah menyaksikan atau menonton film-film contohnya seperti
film Transformers,Avatar kemudian film UP atau film Inside out ? pasti pernah
kan? Itu semua hasil karya dari Digital Cinema.Kalian pasti mulai tertarik
untuk mencari tahu apa itu Digital Cinema dan bagaimana cara membuatnya bukan ?
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang perkembangan digital cinema
dan hal-hal yang menyangkut di dalamnya.
Digital
Cinema merujuk pada penggunaan teknologi digital untuk mendistribusikan dan
menayangkan gambar bergerak.Sebuah film dapat di distribusikan lewat perangkat
keras,piringan optik atau satelit serta di tayangkan oleh proyektor
digital.Digital cinema tidak tergantung pada penggunaan televisi atau HDTV
,aspek rasio dan peringkat bingkai.Perbedaan digital cinema dengan yang
konvensional adalah ada pada visualisasi dan suaranya.Digital cinema sudah
memiliki suara yang jernih untuk di dengar oleh penonton karena menggunakan
sistem suara surround,sedangkan konvensional kendati sudah menggunakan sistem
suara surround juga,tetapi masih kalah jernih dengan suara yang di hasilkan
oleh digital cinema.Dari segi visualisasi,digital cinema sangatlah jernih
sehingga ketika kita menonton ,sama seperti kita melihat gambar bergerak yang
ada di televisi,sedangkan sinema konvensional karena masih menggunakan pita
seluloid membuat visualisasi berupa titik-titik.
kamera untuk merkam pada resolusi 1920x1080 menggunakan kamera seperti Sony CineAlta, Panavision Genesis atau Thomson Viper. Kamera-kamera baru seperti Arriflex D-20 dapat menangkap gambar dengan resolusi 2K, dan kamera bernama Red One keluaran perusahaan Red Digital Cinema Camera Company dapat merekam dengan resolusi 4K. Ada juga kamera yang dapat merekam dengan resolusi 3K RAW (untuk menyesuaikan dengan anggaran pembuat film ) seperti RED SCARLET
kamera untuk merkam pada resolusi 1920x1080 menggunakan kamera seperti Sony CineAlta, Panavision Genesis atau Thomson Viper. Kamera-kamera baru seperti Arriflex D-20 dapat menangkap gambar dengan resolusi 2K, dan kamera bernama Red One keluaran perusahaan Red Digital Cinema Camera Company dapat merekam dengan resolusi 4K. Ada juga kamera yang dapat merekam dengan resolusi 3K RAW (untuk menyesuaikan dengan anggaran pembuat film ) seperti RED SCARLET
Sony Cine Alta |
Sinema
digital memiliki banyak keuntungan dalam tahap produksi dan pascaproduksi
.Memang,dahulu sinema – sinema di Indonesia belum banyak menggunakan teknologi
digital karena dahulu masih menggunakan pita seluloid.Tetapi sekarang ini sudah
hampir semua sinema di Indonesia menggunakan teknologi digital.
SEJARAH
Pemutaran
digital dengan resolusi tinggi,setidaknya memiliki sejarah 20 tahun,cirinya
adalah :
- · Konten biasanya di batasi hingga beberapa menit.
- · Transfer konten antara remote locations lambat dan keterbatasan dalam kapasitas memori.
- · Proyek-proyek feature-length bisa dikirim melalui internet.
Pada
tanggal 23 Oktober 1998,digital light processing (DLP),teknologi proyektor di
tunjukkan ke publik untuk pertama kalinya dengan merilis sebuah film berjudul
“The Last Broadcast” yang di produseri oleh Stefan avalos dan Lance weiler,dan
film ini berdurasi sekitar 86 menit.Yang kemudian film ini di distribusikan
secara digital.
Pada
tanggal 18 Juni 1999,dirilis sebuah film yaitu Star Wars episode 1 : The
phantom menace yang di tujukan di putar di Amerika Utara.Bioskop dengan
proyektor digital yang memproyesikan cuplikan langsung dari komputer Pixar
Animation.Kemudian pada 19 Januari 2000 pengembangan digital cinema di lakukan
oleh Society of Motion Picture and Television Engineers di Amerika Utara.
Perkembangan
digital cinema di tahun-tahun berikutnya menjadi sangatlah pesat.Hal ini di
tandai dengan semua theater di dunia mulai beramai-ramai menyuplai layar
digital dan proyektor untuk di pasang di masing-masing theater,dan hal ini pula
yang membuktikan bahwa teknologi digital cinema ini di terima oleh khalayak luas.Dan
hingga saat ini teknologi digital cinema masih terus berkembang.
Masih
penasaran dengan teknologi digital cinema ? tunggu postingan berikutnya ya,yang
akan membahas tentang teknologi ini lebih dalam lebih seru lagi.
No comments:
Write komentar